Minggu, 01 Desember 2013

laporan lengkap genetika "ALEL GANDA"


GENETIKA
UNIT III
ALEL GANDA
  
NAMA  : JUMRIANI
           NIM       : 10270047
           PRODI   : BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
   UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Darah setiap orang berbeda-beda, tergantung dari golongan darah yang dimiliki. Penggolongan darah menurut Landsteiner dapat ditentukan dengan menggunakan sistem ABO dan faktor Rh (Rhesus).Penggolongan darah berdasarkan faktor Rh ditentukan oleh alel ganda. Misalnya untuk golongan darah tipe ABO dikenal oleh alel ganda IA, IB dan IO. Pada dasarnya golongan darah pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda dikenal ada 4 yaitu IA IA, IB IB, IA IB, dan ii.
Golongan darah yang ditentukan oleh alel ganda dianggap penting untuk dipelajari agar diketahui bahwa dalam penyilangan alel ganda dapat ditemukan banyak kombinasi dari alel yang disilangkan. Golongan darah pada manusia berdasarkan keturunan, misalnya orang tua yang alelnya IA IA pada ibu dan IA IB pada ayah akan menghasilkan keturunan yang alelnya IA IA, IB IB dan ii.
Dalam melakukan pengamatan mengenai alel ganda, golongan darah dianggap pengamatan yang paling mudah karena contoh alel ganda selain golongan darah memerlukan waktu yang cukup lama dan dibutuhkan biaya yang besar untuk dapat mengamatinya. Misalnya alel ganda pada lalat buah, untuk mengamati alel gandanya dibutuhkan waktu yang lama dalam membiakkannya.
B.     Tujuan
Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda dan  Mencoba menentukan genotif diri sendiri.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah jaringan dasar yang terdiri atas dua komponen, yaitu plasma darah yang mencakup serum (cairan darah), trombosit (fragmen-fragmen sel yang membantu dalam pembekuan darah), dan protein. Sebagian protein yang sangat banyak adalah albumin, immunoglobulin, fibrinogen dan enzim pembeku darah. Komponen yang lain adalah komponen padat yang meliputi sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit) (Bresnick, 2003).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dilakukan penggolongan darah berdasarkan golongan darah yang dimiliki karena golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh) (Anonim c, 2008).
Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1990 dan faktor Rh yang ditemukan Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh alel ganda (Hartati, 2008).
Nama faktor Rhesus atau faktor Rh diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B (Anonim a, 2008).
Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Sepasang kromosom adalah homolog sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut alela (Anonim b, 2008).
Suatu lokus dalam sebuah kromosom hanya ditempati oleh salah satu dari sepasang alel saja. apabila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu seri alel maka alel-alel demikian disebut alel ganda. Peristiwanya dinamakan multiple allelomorfi, pengaruh peranan alel ganda dapat dilihat pada kelinci. beberapa warna dasar kulit kelinci disebabkan oleh suatu seri alel ganda seperti C+ (normal), Cch (chinchilla), ch (himalaya) dan c (putih) (Suryo, 1986).
Golongan darah seseorang mempunya arti penting dalam kehidupan, karena golongan darah itu keturunan (herediter). Sampai saat ini telah ditemukan cukup banyak sistem golonga darah, tetapi beberapa saja yang dianggap penting sebagai darah dalam pengetahuan tentang alel ganda (Suryo 1984).
Penentuan golongan darah dan tes tentang kecocokannya dilakukan sebelum pemberian transfusi untuk meyakini keamanannya. Dipandang dari donor darah: Golongan darah AB dapat memberi darah pada AB, golongan darah A dapat memberi pada A dan AB, golongan darah B pun demikian boleh untuk B maupun AB, dan golongan darah O adalah donor umum untuk semua golongan. Dipandang dari resipien: Golongan darah AB adalah resepien umum, golongan A dapat menerima dari golongan darah A dan O, golongan darah B dapat menerima golongan darah B dan O, dan golongan darah O dari golongan darah sesamanya yaitu O. Sebaiknya transfusi darah dilakukan dengan golongan darah sejenis dan hanya dalam keadaan terpaksa dapat diberikan darah dari donor universal (Pearce, 2002).
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah, beberapa cairan tubuh lain adalah (1) cairan jaringan, merupakan cairan tubuh yang terdapat di ruang antar sel (2) cairan limfa merupakan  tubuh yang terdapat didalam pembuluh limfa dan organ limfatikus, organ limfatikus mengikuti nodus limfatikus, tonsil, tius, dan limfa, cairan serobasin rospinal, merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang – ruang antar persendian (3) Sinovial, merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang persendian (4) agues humor, merupakan cairan tubuh yang terdapat didalam bola mata (5) endolimf merupakan cairan tubuh yang terdapat di ditelinga bagian dalam yang mengisi membran labiri (6) perilimf merupakan cairan tubuh yang terdapat ditelinga bagian dalam yaitu didalam tulang labiri (Wulangi, 1993). 
                                                            BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal                  :  Senin, 10 Juni 2010
Pukul                              :  Pukul 09. – 10.30  WITA
      Tempat                           :  Lab. Biologi FKIP UVRI MAKASSAR
                                                                                
B.    Alat dan Bahan
a.       Alat :
1.      Blood lancet 37 buah
2.      Kaca preparat 1 buah
      b.      Bahan :
1.      Alakohol 70 % 1 tetes
2.      Serum anti-A
3.      Serum anti-B
4.      Kapas bersih secukupnya
5.      sapuh lidih
6.      Darah manusia

C.     Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Membersihkan salah satu dari jari-jari tangan kiri dengan kapas yang dibasahi alkohol 70%, membiarkan alkohol mengering .
3.      Menempelkan ujung blood lancet pada jari dan memijit ujung blood lancet sehingga lancet menusuk ujung jari dan terjadilah pendarahan.
4.      Menghapus tetesan darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas bersih, dan membiarkan tetesan darah berikutnya keluar dari luka.
5.      Meneteskan darah pada plat tetes, kemudian meneteskan anti serum A dan anti serum B pada masing-masing tetesan darah.
6.      Menghomogenkan tetesan darah tadi dengan menggunakan lidih dan mengamati dimana terjadi penggumpalan atau bahkan tidak terjadi penggumpalan.
7.      Mencatat hasil identifikasi golongan darah berdasarkan tabel berikut :


Bila diteteskan
Ada aglutinasi/tidak
Golongan darah
Serum anti-A saja
Ada
A
Serum anti-B saja
Ada
B
Anti-A dan Anti-B
Tidak ada
AB
Anti A dan Anti-B
Ada
O
Anti Rh(D)+
Ada
Rh+



                                                                     BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Pengamatan
No.
Nama Mahasiswa
Anti-A
Anti-B
Golongan darah
1
Ni Wayan Rastuti
-
-
O
2
Ira Susanti
-
-
O
3
Afni Meturan
-
-
O
4
Sunastriani
-
-
O
5
Faunal jhony
-
+
B
6
Rosalia Sofina
+
-
A
7
Julita Benteng .M
-
-
O
8
Ariesta Wulan. RS
-
-
O
9
Iba Yuliamis .M
-
-
O
10
Nur Aminah
+
+
AB
11
Sri Mulyani
+
-
A
12
Nurhayati
+
+
AB
13
Uswatun
-
-
O
14
Seprianus
-
+
B
15
Astrid Praticia
-
-
O
16
Jumriani
-
+
B
17
Nur Insani Saleh
-
-
O
18
Sitti Fatimah
+
-
A
19
Khaerunisa
+
-
A
20
Darusman
+
-
A
21
Julita Bulu Daton
+
+
AB
22
Sitti Hartinah Efruan
-
+
B
23
Cristin Junedi
+
+
AB
24
Lia Allo Layuk
-
-
O
25
Nur Qalby Lirabiah
-
+
B
26
Ratna Mega Sari
-
-
O
27
Suharni
-
-
O
28
Paskalia Yufani. M
-
-
O
29
Sapia Makasar
-
-
O
30
Maria Densiana
+
-
A

Analisis Data

1.       Persentase golongan darah  :
Jumlah golongan darah
___________________     X 100 %
                                         
Jumlah probandus

% golongan darah A
      6
                  x 100% =  30%
      20

% golongan darah B:
      7
                  x 100% = 35%
      20

% golongan darah AB:
      1
                  x 100% = 5%
      20

% golongan darah O:
      5
                  x 100% = 25%

      20


2.      Rumus hardy-Wenberg
p + q + r    = 1
                      jumlah golongan darah
                   r2   =  jumlah probandus


A.    Pembahasan
Dari hasil pengamatan diperoleh data jumlah probandus sebanyak 30 orang, jumlah golongan darah A adalah 6 orang, golongan darah B 5 orang, golongan darah AB sebanyak 4 orang dan golongan darah O sebanyak 15 orang. Dari hasil analisis data diperoleh persentase untuk golongan darah A adalah 36,36%, golongan darah B 31,81%, golongan darah AB 4,54% dan golongan darah O adalah 27,27%.
Golongan darah 0 memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan golongan darah lainnya karena genotip golongan darah ini terdiri atas dua yaitu I (heterozigot) dan I (homozigot), sehingga kemungkinannya besar untuk mendapatkan jenis golongan darah ini. Misalnya kedua parentalnya memiliki genotip yang homozigot, maka pasti anaknya secara keseluruhan akan bergolongan darah 0, yang homozigot.
P              I        X          I
G                       II
F1            II, II
Golongan darah AB, memiliki persentase yang paling sedikit bila dibandingkan dengan golongan darah yang lain, golongan darah ini memiliki genotip IAIB, dan jika genotip ini disilangkan maka kemungkinan anaknya akan bergolongan darah AB, A, dan B
P IAIB   x   IAIB
G IAIB
F1 IAIA, IAIB, IBIB
Jadi genotip dari masing masing darah, dapat mempengaruhi jumlah (persentase) dari jenis-jenis golongan darah.

Untuk persilangan golongan darah A dengan golongan darah B yaitu
                       P      IAIA   x   IBIB                                     P     IAi   x   IBi
     G             IAIB                Atau          G     IA, i, IB
      F1   IAIB, IAIB, IAIB                                 F1   IAIB, IAi, IBi, ii
Untuk persilangan go;ongan darah A dan Golongan darah 0 yaitu
P    IAi   x   ii                                          P   IAIA   x   ii
G      IA, i                     atau              G            IAi
F1   IAi, ii                                               F1   IAi
Untuk persilangan golongan darah B dan golongan darah O yaitu
                        P   IBIB   x   ii                                             P   IBi   x   ii
     G        IB, i              Atau                 G        IB, i
     F1  IBi                                                             F1  IBi, ii
Pada proses transfusi darah, orang yang bergolongan darah A tidak boleh menyumbangkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah B dan AB, hal ini dikarenakan golongan darah A memiliki antinogengen A namun antibodinya B, sedangkan pada golongan darah AB keduanya memiliki anti A dan anti B, jika antigen A (yang terdapat pada orang yang bergolongan darah A), bertemu dengan  anti A (yang terdapat pada orang yang bergolongan darah B), maka akan terjadi penggumpalan. Begitupun orang yang memiliki darah B, tidak boleh menyumbangkan darahnya pada orang yang memiliki darah anti B (golongan darah A atau AB). Orang yang bergololongan darah AB, dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah A dan orang yang bergolongan darah B,  karena orang yang bergolongan darah AB tidak memiliki anti A dan anti B, sebaliknya orang yang bergolongan darah O tidak dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah A dan B dan darah AB karena golongan darah O memiliki anti anti A dan Anti B.












BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari  pengamatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Golongan darah pada manusia ditentukan oleh ada tidaknya aglitinogen A dan aglitinogen B dalam sel darahnya.
2.      Golongan darah pada manusia dapat ditentukan dengan menggunakan sisten ABO dan factor Rh.
3.      Persentase golongan darah A dari data kelas adalah 36, 36 %, darah B adalah 31, 81 %, darah AB adalah 4, 54 %, dan darah O adalah 27, 27 %

B.     Saran
1.      Sebaiknya tidak menggunakan tetesan darah pertama sebagai percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
2.      Sebaiknya sebelum dan setelah tangan dilukai segera bersihkan (sterilkan) dengan alcohol.
3.      Kaca preparat yang digunakan diharapkan betul-betul bersih sehingga tidak tercampur dengan darah yang sebelumnya.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2008. Rhesus. http://ms.wikipedia,org/wiki/Darah. Diakses 19 April 2008.

Anonim b. 2008. http//ilmupedia.com/content/view/kromosomgen. Diakses 29 Mei 2008.


Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Trisakti Press.

Hartati. 2008. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Evelyn. C. Pearce. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Gramedia. Jakarta
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Jogjakarta: Gadjah Mada University press

Suryo. 1984. Genetika Stara Satu . Jogjakarta : Gadjah Mada University press

Wulangi, Kartolo, 1993. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. Jakarta : Departemen
              Pendidikan  dan Kebudayaan