GENETIKA
UNIT III
ALEL GANDA
NAMA : JUMRIANI
NIM : 10270047
PRODI : BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Darah setiap
orang berbeda-beda, tergantung dari golongan darah yang dimiliki. Penggolongan
darah menurut Landsteiner dapat ditentukan dengan
menggunakan sistem ABO dan faktor Rh (Rhesus).Penggolongan darah berdasarkan
faktor Rh ditentukan oleh alel ganda. Misalnya untuk golongan darah tipe ABO
dikenal oleh alel ganda IA, IB dan IO. Pada
dasarnya golongan darah pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda dikenal
ada 4 yaitu IA IA, IB IB, IA
IB, dan ii.
Golongan darah yang ditentukan oleh alel ganda dianggap penting untuk
dipelajari agar diketahui bahwa dalam penyilangan alel ganda dapat ditemukan
banyak kombinasi dari alel yang disilangkan. Golongan
darah pada manusia berdasarkan keturunan, misalnya
orang tua yang alelnya IA IA pada ibu dan IA
IB pada ayah akan menghasilkan keturunan yang alelnya IA IA,
IB IB dan ii.
Dalam melakukan pengamatan mengenai
alel ganda, golongan darah dianggap pengamatan yang paling mudah karena contoh
alel ganda selain golongan darah memerlukan waktu yang
cukup lama dan dibutuhkan biaya yang besar untuk dapat mengamatinya. Misalnya
alel ganda pada lalat buah, untuk mengamati alel gandanya dibutuhkan waktu yang
lama dalam membiakkannya.
B.
Tujuan
Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh
pengaruh alel ganda dan Mencoba
menentukan genotif diri sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah jaringan dasar yang
terdiri atas dua komponen, yaitu plasma darah yang mencakup serum (cairan
darah), trombosit (fragmen-fragmen sel yang membantu dalam pembekuan darah),
dan protein. Sebagian protein yang sangat banyak adalah
albumin, immunoglobulin, fibrinogen dan enzim pembeku darah. Komponen yang lain
adalah komponen padat yang meliputi sel-sel darah yaitu sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit)
(Bresnick, 2003).
Untuk mengetahui
golongan darah seseorang dilakukan penggolongan darah berdasarkan golongan
darah yang dimiliki karena golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting
adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh) (Anonim c, 2008).
Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1990 dan
faktor Rh yang ditemukan Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga
ditentukan oleh alel ganda (Hartati, 2008).
Nama faktor Rhesus atau faktor Rh
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya
memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang
paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan,
dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B
(Anonim a, 2008).
Alel ganda
(multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang
sama. Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
Sepasang kromosom adalah homolog sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen
yang bersesuaian yang disebut alela (Anonim b, 2008).
Suatu lokus dalam sebuah kromosom
hanya ditempati oleh salah satu dari sepasang alel saja. apabila sebuah lokus
dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu seri alel maka
alel-alel demikian disebut alel ganda. Peristiwanya
dinamakan multiple allelomorfi, pengaruh peranan alel ganda dapat dilihat pada
kelinci. beberapa warna dasar kulit kelinci disebabkan oleh suatu seri alel
ganda seperti C+ (normal), Cch (chinchilla), ch (himalaya) dan c (putih)
(Suryo, 1986).
Golongan
darah seseorang mempunya arti penting dalam kehidupan, karena golongan darah
itu keturunan (herediter). Sampai saat ini telah ditemukan cukup banyak sistem
golonga darah, tetapi beberapa saja yang dianggap penting sebagai darah dalam
pengetahuan tentang alel ganda (Suryo 1984).
Penentuan
golongan darah dan tes tentang kecocokannya dilakukan sebelum pemberian
transfusi untuk meyakini keamanannya. Dipandang dari donor darah: Golongan
darah AB dapat memberi darah pada AB, golongan darah A dapat memberi pada A dan
AB, golongan darah B pun demikian boleh untuk B maupun AB, dan golongan darah O
adalah donor umum untuk semua golongan. Dipandang dari resipien: Golongan darah
AB adalah resepien umum, golongan A dapat menerima dari golongan darah A dan O,
golongan darah B dapat menerima golongan darah B dan O, dan golongan darah O
dari golongan darah sesamanya yaitu O. Sebaiknya transfusi darah dilakukan
dengan golongan darah sejenis dan hanya dalam keadaan terpaksa dapat diberikan
darah dari donor universal (Pearce, 2002).
Darah
merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah, beberapa
cairan tubuh lain adalah (1) cairan jaringan, merupakan cairan tubuh yang
terdapat di ruang antar sel (2) cairan limfa merupakan tubuh yang
terdapat didalam pembuluh limfa dan organ limfatikus, organ limfatikus
mengikuti nodus limfatikus, tonsil, tius, dan limfa, cairan serobasin rospinal,
merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang – ruang antar persendian (3)
Sinovial, merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang persendian (4) agues
humor, merupakan cairan tubuh yang terdapat didalam bola mata (5) endolimf
merupakan cairan tubuh yang terdapat di ditelinga bagian dalam yang mengisi membran
labiri (6) perilimf merupakan cairan tubuh yang terdapat ditelinga bagian dalam
yaitu didalam tulang labiri (Wulangi, 1993).
BAB III
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin, 10 Juni 2010
Pukul :
Pukul 09. – 10.30 WITA
Tempat : Lab. Biologi FKIP UVRI MAKASSAR
B. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Blood lancet
37 buah
2. Kaca preparat 1 buah
b. Bahan :
1. Alakohol 70 % 1 tetes
2. Serum anti-A
3. Serum anti-B
4. Kapas bersih secukupnya
5. sapuh lidih
6. Darah manusia
C. Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Membersihkan salah satu dari jari-jari tangan kiri dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%, membiarkan alkohol mengering .
3.
Menempelkan ujung blood lancet pada jari dan memijit ujung blood lancet
sehingga lancet menusuk ujung jari dan terjadilah pendarahan.
4.
Menghapus tetesan darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas bersih,
dan membiarkan tetesan darah berikutnya keluar dari luka.
5.
Meneteskan darah pada plat tetes, kemudian meneteskan anti serum A dan anti
serum B pada masing-masing tetesan darah.
6.
Menghomogenkan tetesan darah tadi dengan menggunakan lidih dan mengamati
dimana terjadi penggumpalan atau bahkan tidak terjadi penggumpalan.
7.
Mencatat hasil identifikasi golongan darah berdasarkan tabel berikut :
Bila diteteskan
|
Ada aglutinasi/tidak
|
Golongan darah
|
Serum anti-A saja
|
Ada
|
A
|
Serum anti-B saja
|
Ada
|
B
|
Anti-A dan Anti-B
|
Tidak ada
|
AB
|
Anti A dan Anti-B
|
Ada
|
O
|
Anti Rh(D)+
|
Ada
|
Rh+
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
No.
|
Nama Mahasiswa
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Golongan darah
|
1
|
Ni Wayan Rastuti
|
-
|
-
|
O
|
2
|
Ira Susanti
|
-
|
-
|
O
|
3
|
Afni Meturan
|
-
|
-
|
O
|
4
|
Sunastriani
|
-
|
-
|
O
|
5
|
Faunal jhony
|
-
|
+
|
B
|
6
|
Rosalia Sofina
|
+
|
-
|
A
|
7
|
Julita Benteng .M
|
-
|
-
|
O
|
8
|
Ariesta Wulan. RS
|
-
|
-
|
O
|
9
|
Iba Yuliamis .M
|
-
|
-
|
O
|
10
|
Nur Aminah
|
+
|
+
|
AB
|
11
|
Sri Mulyani
|
+
|
-
|
A
|
12
|
Nurhayati
|
+
|
+
|
AB
|
13
|
Uswatun
|
-
|
-
|
O
|
14
|
Seprianus
|
-
|
+
|
B
|
15
|
Astrid Praticia
|
-
|
-
|
O
|
16
|
Jumriani
|
-
|
+
|
B
|
17
|
Nur Insani Saleh
|
-
|
-
|
O
|
18
|
Sitti Fatimah
|
+
|
-
|
A
|
19
|
Khaerunisa
|
+
|
-
|
A
|
20
|
Darusman
|
+
|
-
|
A
|
21
|
Julita Bulu Daton
|
+
|
+
|
AB
|
22
|
Sitti Hartinah Efruan
|
-
|
+
|
B
|
23
|
Cristin Junedi
|
+
|
+
|
AB
|
24
|
Lia Allo Layuk
|
-
|
-
|
O
|
25
|
Nur Qalby Lirabiah
|
-
|
+
|
B
|
26
|
Ratna Mega Sari
|
-
|
-
|
O
|
27
|
Suharni
|
-
|
-
|
O
|
28
|
Paskalia Yufani. M
|
-
|
-
|
O
|
29
|
Sapia Makasar
|
-
|
-
|
O
|
30
|
Maria Densiana
|
+
|
-
|
A
|
Analisis Data
1. Persentase golongan darah :
Jumlah golongan darah
___________________
X 100 %
Jumlah probandus
% golongan darah A
6
x 100% = 30%
20
% golongan darah B:
7
x 100% = 35%
20
% golongan darah AB:
1
x 100% = 5%
20
% golongan darah O:
5
x 100% = 25%
20
2. Rumus hardy-Wenberg
p + q + r = 1
jumlah golongan darah
r2 =
jumlah probandus
A. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diperoleh data jumlah probandus sebanyak 30 orang, jumlah
golongan darah A adalah 6 orang, golongan darah B 5 orang, golongan darah AB
sebanyak 4 orang dan golongan darah O sebanyak 15 orang. Dari hasil analisis
data diperoleh persentase untuk golongan darah A adalah 36,36%, golongan darah
B 31,81%, golongan darah AB 4,54% dan golongan darah O adalah 27,27%.
Golongan
darah 0 memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan golongan darah
lainnya karena genotip golongan darah ini terdiri atas dua yaitu I (heterozigot)
dan I (homozigot), sehingga kemungkinannya besar untuk mendapatkan
jenis golongan darah ini. Misalnya kedua parentalnya
memiliki genotip yang homozigot, maka pasti anaknya secara keseluruhan akan
bergolongan darah 0, yang homozigot.
P I X I
G II
F1
II, II
Golongan
darah AB, memiliki persentase yang paling sedikit bila dibandingkan dengan
golongan darah yang lain, golongan darah ini memiliki genotip IAIB,
dan jika genotip ini disilangkan maka kemungkinan anaknya akan bergolongan
darah AB, A, dan B
P IAIB x IAIB
G IAIB
F1 IAIA,
IAIB, IBIB
Jadi genotip dari masing masing darah, dapat mempengaruhi jumlah
(persentase) dari jenis-jenis golongan darah.
Untuk persilangan golongan darah A dengan golongan darah B yaitu
P IAIA x IBIB P IAi x IBi
G IAIB Atau G
IA, i, IB
F1
IAIB, IAIB, IAIB F1 IAIB, IAi,
IBi, ii
Untuk persilangan go;ongan darah A dan Golongan darah 0 yaitu
P IAi x ii P IAIA x ii
G IA, i atau G IAi
F1 IAi, ii F1 IAi
Untuk persilangan golongan darah B dan golongan darah O yaitu
P IBIB x ii P IBi x ii
G
IB, i
Atau G IB, i
F1
IBi
F1 IBi, ii
Pada proses transfusi darah, orang yang bergolongan darah A tidak boleh
menyumbangkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah B dan AB, hal ini
dikarenakan golongan darah A memiliki antinogengen A namun antibodinya B,
sedangkan pada golongan darah AB keduanya memiliki anti A dan anti B, jika
antigen A (yang terdapat pada orang yang bergolongan darah A), bertemu
dengan anti A (yang terdapat pada orang
yang bergolongan darah B), maka akan terjadi penggumpalan. Begitupun orang yang
memiliki darah B, tidak boleh menyumbangkan darahnya pada orang yang memiliki
darah anti B (golongan darah A atau AB). Orang yang bergololongan darah AB,
dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah A dan orang yang
bergolongan darah B, karena orang yang
bergolongan darah AB tidak memiliki anti A dan anti B, sebaliknya orang yang
bergolongan darah O tidak dapat menerima darah dari orang yang bergolongan
darah A dan B dan darah AB karena golongan darah O memiliki anti anti A dan
Anti B.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Golongan darah pada manusia ditentukan oleh ada tidaknya aglitinogen A dan
aglitinogen B dalam sel darahnya.
2. Golongan darah pada manusia dapat ditentukan dengan menggunakan sisten ABO
dan factor Rh.
3.
Persentase golongan darah A dari data kelas adalah 36, 36 %, darah B adalah
31, 81 %, darah AB adalah 4, 54 %, dan darah O adalah 27, 27 %
B. Saran
1. Sebaiknya tidak menggunakan tetesan darah pertama sebagai percobaan agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.
2. Sebaiknya sebelum dan setelah tangan dilukai segera
bersihkan (sterilkan) dengan alcohol.
3. Kaca preparat yang digunakan diharapkan betul-betul
bersih sehingga tidak tercampur dengan darah yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2008. Rhesus.
http://ms.wikipedia,org/wiki/Darah. Diakses 19 April
2008.
Anonim b. 2008. http//ilmupedia.com/content/view/kromosomgen.
Diakses 29 Mei 2008.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari
Biologi. Jakarta: Trisakti Press.
Hartati. 2008. Penuntun
Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Evelyn. C. Pearce. 2002. Anatomi
Dan Fisiologi Manusia. Gramedia. Jakarta
Suryo. 1986. Genetika
Manusia. Jogjakarta: Gadjah Mada University press
Suryo. 1984. Genetika Stara
Satu . Jogjakarta : Gadjah Mada University press
Wulangi, Kartolo, 1993.
Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan